Saturday, August 30, 2014

Bagaimana airasia mengubah hidupmu ? India, 23 July - 4 September 2013.


               
                Air asia mengubah hidupku ? YA. Faktor utama yang jadi kendala saya ketika mendapatkan kesempatan untuk ikut kegiatan salah satu organisasi anak muda terbesar di dunia AISEC ke  india adalah terbatasnya dana yang saya punya. Ketika dinyatakan lolos seleksi pada akhir april 2013, saya mulai dipusingkan dengan pertanyaan besar soal biaya perjalanan, terutama tiket pesawat. Project AIESEC yang waktu itu saya pilih adalah project tentang Rural Development di Jaipur Rajahstan.  Untuk masalah tempat tinggal dan makanan memang tidak menjadi masalah untuk saya karena pihak pengelola project menyediakan fasilitas itu untuk para peserta.
                Awal bulan mei 2013 proses perburuan tiket pun dimulai. Saya memang pernah mendengar soal tiket penerbangan murah maskapai air asia sebelumnya tapi belum pernah sekalipun mencoba untuk terbang dengan airasia, mencari tiket penerbangan termurah ke india dengan membandingkan harga tiket dari beberpa maskapai penerbangan lokal maupun international. Pilihan saya akhirnya jatuh pada airasia karena memang harga airasia yang paling bisa saya sanggupi. Penerbangan saya waktu itu dari Solo - Kuala Lumpur -  India Kolkata. Ini merupakan pengalaman pertama saya terbang dengan airasia dan juga pengalaman pertama kali terbang ke luar negeri dengan gaya backpacker "Kere". Demi menghemat uang dalam perjalanan, penerbangan saya dari KL - India punya waktu tunggu kurang lebih 24 Jam, saya memutuskan untuk tidur di bandara hingga waktu penerbangan selanjutnya. Pengalaman pertama yang paling berkesan waktu itu. Dengan harga yang begitu murah ternyata tidak mengurangi keramahan pelayanan yang didapat di bandingkan dengan penerbangan maskapai lokal lain yang pernah saya gunakan. Setelah sampai di Kolkata, saya masih harus mencari tiket untuk melanjutkan perjalanan ke Jaipur. Waktu itu saya memutuskan untuk menggunakan kereta karena memang harganya yang jauh lebih murah dibandingkan pesawat. Perjalanan dari Kolkata ke Jaipur memakan waktu  kurang lebih 27 jam dengan kereta.

Sebelum penerbangan dari KL- Kolkata


Suasana Stasiun Kereta di Kolkata, India.
                27 July 2013 merupakan hari pertama project saya dimulai. Berkenalan dengan lebih dari 30 peserta yang sebagian besar berasal dari benua biru eropa. Banyak kegiatan aktifitas yang saya lakukan di project yang betul-betul baru dan merubah cara pandang saya, terutama karena saya mahasiswa teknik informatika yang lebih sering beraktivitas dengan komputer harus mengisi kurang lebih  1 bulan dengan kegiatan sosial dan pengembangan daerah kumu di sana. Mengajar anak-anak soal pentingnya pendidikan dan kebersihan merupakan aktivitas utama yang kami lakukan di sana. Mengunjungi sekolah dan rumah-rumah warga, bertemu orang tua dan coba untuk memberikan mereka penjelasan tentang pentingnya  pendidikan untuk anak-anak. Kebanyakan orang tua di daerah project saya masih berpikir bahwa pendidikan tidaklah begitu penting, terutama untuk anak-anak perempuan. Anak-anak perempuan lebih dituntut untuk tinggal atau bahkan mengerjakan pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga dibandingkan harus sekolah. Selama disana kami juga mendapat kesempatan untuk ikut upacara hari kemerdekaan India yang jatuh pada tanggal 15 agustus, ternayata prosesi upacara untuk sekolah di sana tidak jauh berbeda dengan di indonesia, ada sesi makan-makan juga setelah upacara selesai. Banyak hal yang lain yang saya lakukan disana, diantaranya mengikuti Global Vilage, kegiatan konfrensi yang diselenggarakan oleh AIESEC India yang memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta untuk memperkenalkan tentang negara asalnya. Tergabung dalam project ini semakin membuka wawasan saya soal dunia luar, membuka kesempatan bagi saya untuk bertemu dan berkawan dengan teman-teman dari negara lain dan sampai sekarang masih sering berkirim surat atau sekedar pesan untuk menyakan kabar masing-masing. Melihat keadaan di sana membuat saya semakin bersyukur apa yang saya punya sekarang, setidaknya saya bisa mendapatkan pendidikan yang layak.




Suasana Salah satu private school di sana.






\

Suasana Global Village

                Project saya selesai pada tanggal 23 Agustus. Setelah project selesai saya memutuskan untuk traveling  keliling india dengan beberapa teman project. Traveling kali benar-benar traveling "kere". Satu yang baru saya ketahui dari teman-teman eropa, ternyata mereka lebih memilih gaya tarveling yang hemat. Dan saya sadar untuk merasakan  traveling yang sebenarnya harus pake gaya traveling ini, traveling  "kere". Tidur di stasiun bus/kereta,  mencari bus dengan budget termurah, hotel dengan harga termurah merupakan hal wajib yang kami lakukan ketika traveling dari satu kota ke kota yang lain.


Penyerahan Sertifikat, last day of The Project


                3 September waktunya kembali ke indonesia dengan rute penerbangan yang sama, Kolkata - KL - Solo dengan cerita yang masih sama, tidur dibandara KL sambil menunggu penerbangan ke solo. Tabungan saya selama kuliah dari mengajar sebagai asisten dosen dan freelancer programmer memang habis ketika saya menginjakan kaki pulang ke Indonesia, tidak ada sama sekali rasa penyesalan, uang  memang tidak sebanding dengan pengalaman yang didapat. Keinginan saya untuk traveling dan menjelajah tempat baru, bertemu dan berkawan dengan orang baru makin besar. Ya, saya masih akan terus traveling dengan gaya itu, gaya "kere".  

                *Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia, dengan TemaBagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu.